Penulis: Alif Aulia Masfufah, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Mengenal Diri Lewat Kepribadian: Sebuah Perjalanan yang Tak Pernah Usai
Pernah nggak sih kamu merasa, “Kenapa aku bisa begini, sementara orang lain begitu?” atau “Kok aku cepat banget capek habis ketemu banyak orang, padahal temanku malah makin semangat?” Kalau iya, mungkin kamu sedang menyentuh permukaan dari sesuatu yang sangat menarik—kepribadian.
Kepribadian bukan cuma tentang kamu itu introvert atau ekstrovert. Ia lebih dalam dari sekadar label; lebih kompleks dari sekadar kotak-kotak kategori. Dan yang menarik, mengenali kepribadian diri sendiri (dan orang lain) bisa menjadi kunci penting dalam memahami hidup, hubungan, dan bahkan pekerjaan.
Awal Mula: Dari “Topeng” ke Karakter
Tahukah kamu? Kata “kepribadian” berasal dari bahasa Latin “persona”, yang artinya… topeng. Yup, topeng. Dulu, istilah ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang tampil di depan publik—seolah ada “topeng” sosial yang dikenakan. Tapi tentu, sekarang maknanya jauh berkembang. Kepribadian mencakup seluruh pengalaman hidup kita, memori masa kecil, pola asuh, hingga ciri khas yang terus melekat dan membentuk cara kita merespons dunia.
Jadi, bukan cuma soal tampil di luar. Kepribadian adalah siapa kita sebenarnya, dan bagaimana kita membentuk makna dari setiap interaksi.
Kenapa Kepribadian Penting Banget?
Menurut psikolog Alif Aulia Masfufah, memahami kepribadian itu seperti memegang kompas dalam perjalanan hidup. Ia membantu kita mengevaluasi diri, memahami pola komunikasi, bahkan bisa jadi petunjuk dalam mengenali gejala-gejala psikologis tertentu. Dalam bahasa yang lebih sederhana: dengan tahu “aku ini siapa”, kita bisa lebih jujur dalam menjalani hidup, dan lebih empati saat menghadapi orang lain.
Dua Lensa Populer untuk Melihat Kepribadian: DISC & Big Five
Ada banyak cara psikologi mencoba memahami kepribadian, tapi dua model ini cukup terkenal dan mudah dimengerti.
1. DISC: Si Dominan, Si Ramah, Si Tenang, dan Si Teliti
DISC adalah model yang membagi kepribadian menjadi empat tipe:
Dominant (D): Tipe pemimpin. Tegas, cepat, dan suka tantangan.
Influence (I): Tipe sosialita. Ramah, optimis, suka menginspirasi.
Steady (S): Tipe yang tenang. Setia, sabar, penyayang.
Compliance (C): Tipe detail. Teliti, logis, taat aturan.
DISC sering dipakai dalam dunia kerja untuk memahami gaya kepemimpinan, komunikasi, dan bagaimana seseorang bertindak di bawah tekanan. Menarik, kan?
2. Big Five: Lima Dimensi Diri yang Lebih Dalam
Model Big Five menawarkan pendekatan yang lebih luas dan ilmiah. Ia memetakan kepribadian dalam lima dimensi:
Openness: Seberapa terbuka kamu terhadap ide-ide baru?
Conscientiousness: Seberapa terorganisir dan bertanggung jawab kamu?
Extraversion: Seberapa nyaman kamu berada di tengah keramaian?
Agreeableness: Seberapa mudah kamu bekerja sama dengan orang lain?
Neuroticism: Seberapa stabil emosi kamu?
Dengan Big Five, kita tidak dikotak-kotakkan, tapi lebih seperti spektrum—setiap orang punya kadarnya masing-masing. Dan itu membuat kita unik.
Kepribadian dan Refleksi Diri: Cermin yang Tidak Membohongi
Salah satu manfaat terbesar dari memahami kepribadian adalah untuk evaluasi diri. Lewat tes DISC atau Big Five, kita bisa mendapatkan “cermin” yang menunjukkan bagaimana kita berpikir, berperilaku, dan merespons stres. Kita jadi tahu: pekerjaan seperti apa yang cocok, pola komunikasi seperti apa yang bikin kita nyaman, dan bahkan—bagaimana cara kita mencintai orang lain.
Seru, ya? Seperti perjalanan mengenal diri yang tidak ada habisnya.
Penutup: Semua Berawal dari Kenal Diri
Kita semua sedang belajar. Belajar menjadi manusia yang lebih sadar, lebih utuh, dan lebih bijaksana. Memahami kepribadian adalah salah satu cara paling bermakna untuk melangkah ke arah itu. Bukan untuk membatasi diri dalam kategori, tapi untuk membuka ruang pengertian—baik pada diri sendiri maupun pada sesama.
Karena dengan mengenal siapa kita, kita akan tahu ke mana kita ingin pergi, dan bagaimana cara merangkul orang lain dalam perjalanan itu.
Kalau kamu belum pernah mencoba tes DISC atau Big Five, mungkin ini saat yang tepat untuk mulai. Bukan untuk “di-label-i,” tapi untuk mengerti. Siapa tahu, kamu bisa menemukan potongan-potongan dirimu yang selama ini tersembunyi. 🌱
Daftar Pustaka
Marston, W. M. "DISC Personality Assessment."
Marston, W. M. "DISC Personality Assessment."
Comments
Post a Comment