SELF REJECTION

Penulis : Glory Sepsi Sinaga, S.Psi

“I’m just not good enough”

 

    Kamu sedang mencari pekerjaan, kamu lihat lowongan pekerjaan, semua kualifikasi cocok sama diri kamu. Tapi kamu tidak apply,  berkas yang dipersiapkan terlalu banyak, takut proses rekrutmennya susah, interview kamu jelek, takut saingan kamu lebih bagus, dan pemikiran negatif lainnya. Kamu sedang melakukan self rejection.  Kamu overthingking dan sudah membayangkan pihak perusahaan memberikan pesan singkat bahwa kamu tidak lolos dalam proses rekrutmen untuk posisi tersebut. Tidak memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk berkembang. Terlebih dahulu menolak diri sendiri daripada mengalami rasa penolakan tersebut dari orang lain.

Self rejection adalah tindakan melakukan penolakan tehadap diri sendiri sebelum merasakan penolakan dari orang lain. Jadi, seperti meletakkan value dan apa yang orang lain pikirkan kedalam diri sendiri (Lives, 2024). Terobsesi dengan pemikiran negatif  seperti salah satu pemikiran “aku tidak cukup baik” dan suka  membandingkan diri sendiri dengan orang lain merupakan tahap awal atau cikal bakal self rejection. Orang – orang yang tidak mampu melakukan penerimaan, kemungkinan besar juga akan  sering melakukan self rejection.

              Masalah self rejection ini lebih dari sekedar masalah kepercayaan dalam diri.  Akar utama adalah  self esteem  atau harga diri. Pengalaman-pengalaman yang dianggap buruk di masa lalu, self knowleadge yang buruk mengenai diri sendiri,  fixed mindset  dan akhirnya menyabotase diri sendiri (Ganguly, 2023). Individu bisa saja berada dari masa lalu yang memiliki self esteem yang tinggi, namun kegagalan  dan  kritik dari orang lain pada secara terus-menerus menciptakan keragu-raguan dan self rejection yang kemudian menjadi sebuah  defense mechanism  secara tidak sadar. Pengelolan konflik, take risk,  kesiapan untuk kegagalan, growth mindset menjadi variabel yang berpengaruh penting untuk seseorang terhindar dari self rejection.

            Mengisolasi diri adalah salah satu dampak self rejection. Kamu mungkin memilih untuk lebih banyak menyendiri dan mengisolasi diri.  Kamu membayangkan  orang lain tidak menyukaimu, tidak menerima kamu, kamu tidak  dianggap, tidak mampu mengobrol dengan mereka dan kemungkinan kamu akan dikucilkan. Jadilah kamu menolak diri sendiri terlebih dahulu, memilih untuk stop membangun interaksi dengan orang lain dan menghindari situasi tersebut.

Lalu apa yang harus kamu lakukan jika  merasa sering melakukan self rejection? Pertama sekali adalah  menentang pikiran yang negatif, memilah pikiran overthingking. Obsesi pikiran negatif  terkadang hanyalah  sekedar scenario buatan saja yang membuat kamu sudah takut terlebih dahulu. Mulailah untuk action, mempersiapkan diri dan memerangi overthingking  yang kamu alami. 

Selanjutnya adalah pilah kritik yang kamu dapatkan. Berilah kesadaran yang penuh akan diri kamu jika mendapatkan kritik dari orang lain. Dengan kata lain, kita pun perlu kritis terhadap kritik dan penilaian orang lain terhadap diri kita sendiri. Pilah saran baik, validasi saran buruk. Jika memang kamu memvalidasi sendiri bahwa ternyata kamu benar seburuk yang orang lain kritik, well, pikirkan dan lakukan sesuatu  untuk mengubah hal tersebut. Jangan sampai menyabotase diri sendiri ya. Bersikap jahat dan sangat kritis terhadap diri sendiri tidak akan membuat  kamu  menjadi diri yang lebih baik kok.

Terakhir adalah self compassion yaitu welas asih terhadap diri sendiri. Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mmberikan self compassion  pada diri kamu. Lalu bagaimana cara melakukan Self Compassion?

Pertama, Supportif dan simpati kepada diri sendiri. Ketika mengalami kegagalan jangan terlalu menyalahkan diri sendiri, atau dengan kasar mengritik diri sendiri. Perhatikan dan terimalah kekurangan yang ada dalam diri sendiri.Kedua, Sadari bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna, begitu juga hari-hari yang kita jalani. Mungkin masalah, sumber stress berasal dari aspek keluarga , relationship, studi atau pekerjaan.

Ketiga, Self talk. Berhati-hatilah dalam menyampaikan sesuatu pada diri sendiri. Tubuh menerima apapun yang kita verbalkan, terutama jika sering menyampaikan hal-hal negatif, tubuh tidak dapat membedakannya. Seringlah melakukan self talk yang positif. Keempat, Melakukan self care, misalnya bermeditasi, makan makanan yang sehat, merawat diri dengan skin care yang tepat, tidak tidur larut malam. Kelima, Journaling. Tulis semua perasaan yang kamu alami. Saat kamu menulis, usahakan jangan menghakimi diri kamu sendiri.

 

Referensi :

Arkansan, T. H. (2020, October 19). What Is Self-Rejection, And How Can You Stop Yourself From Doing It. Retrieved November 15, 2024, from The Happy Arkansan: https://thehappyarkansan.com/blog/self-rejection/

Ganguly, A. (2023, October 21). What is self-rejection and here’s how you should stop doing it. Retrieved from Harper's Bazaar: https://www.harpersbazaar.in/culture/story/what-is-self-rejection-and-heres-why-you-should-stop-doing-it-if-you-do-698075-2023-10-21

Lives, O. C. (2024). Self-Rejection: Are you rejecting Your Self. Retrieved November 15, 2024, from Our Created Lives: https://parrot-bobcat-jn49.squarespace.com/self-rejection

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?