MENERIMA KEKURANGAN DIRI

MENERIMA KEKURANGAN DIRI

Penulis: Rania Hendradwiputri, S.Psi


Dalam menjalani hidup, kadangkala kita mengalami kesulitan untuk menerima diri kita sendiri, terutama menerima kekurangan diri kita sendiri yang mengganggu aktivitas kita sehari-hari dan keberlangsungan hidup. Kadangkala pula, orang-orang di lingkungan kita yang membuat kita semakin sulit menerima diri kita sendiri dengan berbagai macam tuntutan, atau bahkan kata-kata tidak menyenangkan yang dilontarkan oleh mereka terhadap kita sehingga kita merasa sakit dan tidak sayang pada diri sendiri.

Dengan membangun kemampuan self-acceptance, kita akan jauh lebih mudah memahami dan mengakui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kita secara utuh dan objektif, serta rasional (Perera, n. d.). Dengan menumbuhkan kemampuan self-acceptance, kita membuka kemungkinan lebih kencang untuk jauh lebih menyayangi dan welas asih pada diri sendiri, serta dapat lebih positif memandang diri sendiri, dan kemudian lingkungan sekitar. Dengan demikian, kita akan memperoleh pengembangan diri yang jauh lebih bermakna dan pesat, sehingga kualitas hidup kita akan jauh lebih meningkat (Perera, n. d.).

Cara-cara menerima kekurangan diri dengan menumbuhkan kemampuan self-acceptance adalah sebagai berikut:

  1. Kenali diri sendiri secara lebih objektif terlebih dahulu. Apakah iya hanya ada kekurangan dalam diri kita? Tentu masih ada kelebihan yang bisa jadi bagi kita itu sepele, tetapi bagi orang lain itu kelebihan yang tidak semua orang dapat memilikinya. Mari mencoba untuk memisahkan persepsi, pengalaman, dan opini subjektif kita dalam mengenali diri sendiri, seakan-akan kita melihat diri kita sendiri dari kacamata orang lain yang tidak mengenali kita. Jika sulit untuk dilakukan, boleh meminta masukan orang lain yang tidak mengenal dekat diri kita atau pihak profesional seperti psikolog.

  2. Pahamilah bahwa kekurangan diri kita adalah bagian dari diri kita juga. Ingin ditingkatkan? Ingin diperbaiki? Tentu saja bisa. Tentu saja ada kesempatannya. Tentu saja bisa dimulai dari sekarang. Bagaimana jika kekurangan tersebut adalah hal yang sangat sulit atau bahkan mustahil diubah? Tidak apa-apa, kita dapat belajar untuk beradaptasi dengannya, hidup berdampingan dengannya. Akan tetapi, sebelumnya kita harus menerima keberadaannya terlebih dahulu. Jika dianggap tidak ada dan diabaikan, bagaimana bisa kita mulai mengambil tindakan?

  3. Tentu akan ada emosi-emosi negatif seperti malu, kesal, kecewa, sedih, marah, dan sebagainya. Silakan memproses emosi-emosi tersebut terlebih dahulu. Wajar merasakan emosi-emosi tersebut dalam proses menerima kekurangan diri. Kendalikan emosi terlebih dahulu, seperti dengan melakukan kegiatan journaling/menulis buku harian, menggambarkan emosi tersebut dengan warna-warna atau bentuk-bentuk tertentu, mendengarkan musik yang mewakili emosimu, dan lain-lain sesuai dengan seleramu.

  4. Cobalah berhenti menggunakan “label” negatif pada dirimu sendiri seperti “bodoh”, “tidak pintar”, “pemalas”, “dungu”, “tolol” dan semacamnya. Label-label seperti ini hanya akan menurunkan kepercayaan dirimu dan memperburuk pengendalian emosi negatifmu.

  5. Ingatlah bahwa pada akhirnya, kita juga dapat mempelajari berbagai hal dari kekurangan kita. Kita dapat mengambil bermacam-macam hikmah dari perjalanan menerima kekurangan diri kita yang berliku-liku. Menerima kekurangan diri adalah proses yang tidak instan. Masing-masing orang memiliki fasenya sendiri-sendiri, tidak dapat dipaksakan untuk dipercepat. Akan tetapi, selama kita memiliki tekad yang kuat, niscaya perlahan namun pasti, kita akan mulai mampu menerima kekurangan diri kita sebagaimana adanya, dan mulai membenahnya dengan cara yang lebih positif. Entah itu mencoba untuk beradaptasi dengan kekurangan tersebut, memperbaikinya, atau mengendalikannya, yang terpenting kita tetap berusaha tampil apa adanya tanpa adanya pura-pura.

(Ackerman, 2021; Perera, n. d.)


SUMBER REFERENSI

Ackerman, C. E. (2021, December 14). What is Self-Acceptance? 25 Exercises + Definition and Quotes. PositivePsychology.com. Retrieved from https://positivepsychology.com/self-acceptance/

Perera, K. (n. d.). The importance of self-acceptance. More Self-Esteem. Retrieved from https://www.more-selfesteem.com/more-self-esteem/building-self-esteem/the-significance-of-self-acceptance/

Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?