Perhatikan kebutuhan emosionalmu

Penulis : Ghea Rae Sabrina  

Sejak saat kita masih kecil, kita sudah memiliki kebutuhan emosional yang kuat. Pada saat kita kecil, saat orang tua memenuhi kebutuhan emosional akan berdampak besar pada masa depan. Kebutuhan emosional adalah suatu keadaan atau suatu kondisi yang harus dipenuhi agar kita dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Ketika kebutuhan emosional kita terpenuhi dan dianggap dengan tepat, kita dapat menjalani kehidupan yang seimbang juga mampu menerapkan gaya hidup yang sehat. Kebutuhan emosional dapat berbeda di setiap rentang usia. Kebutuhan emosional yakni kebutuhan yang tidak dapat dilihat secara fisik namun bisa juga bisa dirasakan. 

     Kebutuhan emosional merupakan hal penting yang harus dipenuhi untuk bisa menciptakan hubungan yang sehat dan bahagia dengan siapapun. Beberapa hal yang termasuk ke dalamnya ialah kasih sayang, kepercayaan, keterbukaan, kebersamaan, empati, hingga apresiasi. Dalam suatu hubungan, ada beberapa kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh setiap pasangan. Salah satu kebutuhan yang punya peranan penting dalam terwujudnya  healthy relationship (hubungan yang sehat) adalah kebutuhan emosional.

Memahami dan memperhatikan kebutuhan emosional memang bukanlah hal yang mudah. Namun semakin kita tidak memahaminya semakin kita akan lebih kesulitan untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya. Seseorang yang sudah memahami kebutuhan emosional, akan lebih terampil dalam mengatasi stres dan menghadapinya. Kita akan lebih dapat menangani apa yang ada dalam kehidupan kita.  Meskipun begitu, penting untuk kita memahami setiap kebutuhan emosional yang harus kita penuhi. 

Apa ya yang harus kita lakukan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan emosional diri kita sendiri?

  1. Memutuskan Akar Pahit

Akar pahit adalah istilah yang sering digunakan untuk melukiskan sumber dari tumbuhnya kepedihan atau kesakitan mental dan jiwa. Akar pahit ini bisa tumbuh karena dari trauma di masa lalu. Seperti, ketika kita harus menghadapi kenyataan kita melihat orang tua sendiri bertengkar dihadapan kita, bahkan hingga terjadi perceraian. Maka saat nanti kita hendak memutuskan untuk menikah kita harus segara mengobati trauma yang ada sehingga tidak akan terus menerus untuk dalam keadaan trauma yang berkepanjangan. 

  1. Belajar Mengekspresikan Cinta

Orang yang kesulitan dalam mengekspresikan perasaan terlebih ketika bersama orang yang dicintai akan sulit untuk memenuhi kebutuhan emosional. Kita akan cenderung menjadi pribadi yang kaku dan sulit untuk mengerti bahasa kasih karena kita tidak bisa belajar dari orang terdekat. Bagaimana mau belajar dengan baik, jika malah orang terdekat sendiri sulit untuk mengekspresikan perasaannya, karena itu belajar mengekspresikan cinta itu wajib bagi kita yang tidak mau gagak untuk memenuhi kebutuhan emosional kita. 

  1. Melatih Kepercayaan Diri 

Kita yang dididik dengan kepercayaan diri yang tinggi dari orang tua akan tampil menjadi diri kita yang berani dan penuh optimis. Kita cenderung mudah untuk bergaul, mudah diterima dengan lingkungan dan kecil kemungkinan kesuliyan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Bahkan kita yang sudah terbiasa dengan kepercayaan diri yang tinggi cenderung menjadi contoh dalam lingkungan. 

  1. Meminimalkan Pertengkaran dengan Pasangan 

Hal yang sulit adalah meniadakan masalah dalam hubungan suami istri, karena mustahil untuk menyamakan sifat, sikap, kemauan dan kesukaan dua individu yang berbeda. Lahir dari keluarga berbeda, aturan, adat istiadat, suku, ras bahkan agama kadang berbeda. Sehingga terlalu banyak gesekan - gesekan dalam rumah tangga yang pasti ada. Tetapi pasangan suami istri harus berusaha untuk meminimalisasi gesekan itu agar tidak menimbulkan pertengkaran. Dengan meminimalisasi pertengakaran dan tidak menunjukkan itu di depan anak, maka akan dapat menyelamatkan emosi anak kita.

  1. Membangun Pondasi Finansial Keluarga Terlebih Dahulu 

Pasangan yang mau memiliki anak harus memastikan kondisi finansial. Jika perlu harus memiliki finansial yang cukup yang bisa mendukung dalam berkeluarga. Kondisi finansial harus stabil dan bagus. Sehingga saat  kita memiliki anak, pemenuhan kebutuhan emosional anak kita tidak akan terganggu dengan masalah - masalah keuangan yang dialami orang tua. Karena banyak sekali kita saat menjadi orang tua masih berusaha untuk memenuhi kebutuhan finansial sehingga dapat memenuhi kebutuhan anak secara utuh. 

Maka, kita harus memperhatikan kebutuhan emosional diri dengan baik sehingga ketika kita bersama dengan orang lain atau dengan pasangan kita. Kita tidak akan kesulitan dengan hal - hal yang belum terpenuhi dengan kebutuhan diri sendiri. 

SUMBER REFERENSI 

Titin Hatma.  7 Kebutuhan Emosional Anak, Sudahkah Parents Penuhi?. Retrieved from : https://id.theasianparent.com/kebutuhan-emosional-anak

Dinia, A. (2021, November 13) Bukan Cuma Kasih Sayang, Ini 7 Kebutuhan Emosional yang Perlu Dipenuhi Dalam Hubungan. Retrieved from : https://www.parapuan.co/read/532992059/bukan-cuma-kasih-sayang-ini-7-kebutuhan-emosional-yang-perlu-dipenuhi-dalam-hubungan?page=5

Annisa, K. (2020, Kamis 16) 5 Tips Memahami Perkembangan Emosional Anak. Retrieved from : https://www.haibunda.com/parenting/20200715182858-62-151776/5-tips-memahami-perkembangan-emosional-anak

Musringah. (2020, Oktober 12) 5 Hal Yang Harus Dilakukan Agar Kebetuhan Emosional Anak Terpenuhi. Retrieved from : https://centralbatam.co.id/5-hal-yang-harus-dilakukan-agar-kebetuhan-emosional-anak-terpenuhi/


Comments

Popular posts from this blog

Bedanya kebutuhan emosi pria dan wanita

Evaluasi dan Refleksi Diri, Caranya?

Apa Itu Conformity?